Bye-bye Chiken Wings and Seblak Ceker

Kali ini, di group BBM keluarga besar saya sedang membahas tentang Botram, dalam bahasa sunda berarti makan bareng. Banyak sekali yang request seblak ceker buatan saya. Karena selain tidak amis, rasanya juga maknyus. Seblak ceker salah satu makanan favorite saya setelah acara reuni kelas saya bulan Desember kemarin. Teman-teman SMK saya yang mengenalkannya. Tapi karena saya tidak suka ceker basah, saya meminta supaya ceker yang sudah direbus supaya digoreng kering dan direndam air es. Rasanya menjadi mirip dengan dorokdok/kerupuk kulit. Setelah itu diberi bumbu yang sebelumnya sudah ditumis. Bawang putih, kencur dan rawit, slllrrruuuuuppppp jadi ngiler deh.

Makanan favorite saya yang lainnya adalah Spicy Chiken wings. Asalkan hasilnya garing, mau digoreng ataupun dipanggang, I like it a lot.

Muncullah broadcast dari sepupu saya dan adik ipar saya, tentang bahaya mengkonsumsi terlalu banyak ceker dan sayap ayam. Damn it! Lagi-lagi kesenangan saya kembali terusik dengan rumor. Seperti biasa, saya tidak terlalu menghiraukan info yang datang dari broadcast karena tidak jarang itu semua tidak tebukti kebenarannya. Akhirnya saya putuskan untuk browsing dan mengetahui kebenarannya. Secara, saya tidak mau kalau sampai harus menjauhi kedua makanan fav saya ini.

Saya membuka beberapa situs seperti herbaldiy.com dan kisahpagi.blogspot.com. Di sana tertulis bahwa mengkonsumsi sayap dan ceker ayam secara berlebih bisa mengakibatkan kista coklat dan kanker bagi perempuan. Sementara di kaskus saya baca kalau paha dan sayap ayam bisa menyebabkan laki-laki menjadi lebih feminin atau seperti wanita. Wuihhh…semua artikel itu membuat saya bergidig. Akhirnya saya memutuskan hanya mengkonsumsi dada ayam saja, karena mendukung program diet saya juga, walaupun menurut saya tidak seenak sayap ataupun paha. Saya sendiri tidak tahu apakah rumor ini benar ataupun tidak. Tapi demi kesehatan juga,saya mulai mengurangi bahkan hampir tidak pernah mengkonsumsinya lagi.Gambar

Diet Sehat Bersama Pasangan

Josh_Hartnett_1772 josh-hartnett-released-from-hospital

Berbicara tentang perfect body, semua orang pasti menginginkan bentk tubuh seideal mungkin. Itu yang dirasakan saya dan pasangan saya. Setelah over 30, walaupun baru over 1 tahun he..he..he..yang saya alami adalah bentuk tubuh kita menjadi bentuk tubuh “pasrah”. Sewaktu masih middle 20, dengan tinggi 158cm, berat saya tidak pernah lebih dari 48kg. Itupun menjadi berat max saya setelah melahirkan di usia 22thn.

Memang sewaktu masa pertumbuhan, tepatnya setelah mendapatkan haid pertama saya yaitu kelas 3 SMP semester terakhir, saya mulai mengalami kenaikan berat badan yang cukup tinggi. Dari slim menjadi curvy, tapi tidak terlalu gemuk. Sampai saat kelas 2 SMU, berat saya menjadi 53kg dari 46-47kg, dan itu adalah berat badan saya yang paling maximal selama ini. Pipi saya sebelumnya memang tembem, dan karena memang pada dasarnya bentuk wajah saya bulat jadi terlihat tidak ada lekukan. Setelah keluar sekolah dan mulai bekerja, berat badan saya berangsur turun, saat itu stuck di 50kg sampai saya menikah.

Pertama kali ngidam sampai usia kandungan 3 bln, berat badan saya turun menjadi 46kg. Sampai saatnya melahirkan, berat saya hanya naik 10kg. Setelah sebulan melahirkan berat saya kembali normal lagi sampai usia saya 28 tahun tetap di 47. Tidak peduli betapa rakusnya saya saat usia itu. Makan sampai malampun tidak mempengaruhi berat saya. Sekali menyantap baso rudal bisa sampai 2 mangkok, olahraga saja tidak pernah. Keluarga dan teman-teman saya saja merasa aneh karena dengan pola makan seperti itu saya tetap langsing dan jarang sakit. Oh iya, setelah melahirkan sampai usia 28thn saya memakai KB suntik sebulan sekali. Setelah usia 28 tahun, saya mendengar rumor bahwa KB harus ganti-ganti tidak boleh semacam selama bertahun-tahun. Akhirnya saya memutuskan menggantinya dengan pil.

Saya pernah beranggapan bahwa berat saya yang selama 2 tahun ini naik mungkin akibat saya memakai pil KB, tapi 2 tahun kemudian saya menggantinya lagi dengan suntik sebulan sekali dan ternyata tidak merubah apa-apa. Selama 2 tahun itu, saya membeli DVD workouts Denise Austin, Best bun & leg shapers. Saya yang setiap cek tekanan darah selalu 90-100 setelah berolahraga di rumah selama kurang lebih 1 bulan, tekanan darah saya menjadi normal. Tapi, guess what? Berolahraga membuat berat saya naik, padahal saya selalu mengosongkan perut sejam sebelum dan sesudah berolahraga. Orang-orang sekitar saya yang selalu memuji berat saya yang stabil setelah melahirkan, mulai menutup mulut. “Berisi ya sekarang?” Really? Sepertinya itu kata-kata yang halus untuk kata gemuk menurut saya.

Suami saya sendiri mulai mengalami kenaikan berat badan setelah 2 tahun menikah. Ukuran celana dia dari 29 naik menjadi 34, sampai hari ini. Perutnya sekarang menjadi One pack. Selain hobi kita jajan dan bad habbit kita malas berolahraga menjadi alasan utama kenaikan berat badan kita. Salah satu factor yang membuatnya ingin menurunkan berat, karena setiap memakai kemeja atau kaos body fit, perutnya sudah tidak bisa diajak kompromi. Selain itu, dia selalu menampakkan raut wajah yang tidak suka setiap kali saya membicarakan kesempurnaan body nya Josh Hartnett dan Ian Somerhalder yang merupakan actor fav saya, ataupun ketika saya membicarakan kelincahan Justin Timberlake di atas stage dengan preppy look nya, kemeja putih dan celana panjang khakinya, Damn sexy back! Memutar ulang video JT perform sexy back mampu mengobati sakit kepala dan mual yang sering hinggap he…he…he…Walaupun di usia seperti sekarang, dia masih bisa tampil charming dan memukau. Itu mungkin menjadi salah satu motivasi dia.

Sementara saya merasa terpacu menurunkan berat saya 3-4kg setelah melihat Christina Aguilera perform bersama the great big world di Brit award membawakan lagu Say something. Dia yang sempat mengalami kenaikan berat setelah melahirkan, bisa langsung turun menjelma menjadi Chistina Aguilera seperti waktu pertama kali saya melihat MV dia Gennie In the bottle. Saya juga tidak bisa memungkiri kalau saya lebih merasa percaya diri dengan berat badan saya sewaktu di bawah 30 tahun.By the way, suami saya fans beratnya Michelle Rodriguez, Nadia hutagalung and of course Farah queen.

Ketika saya sedang menyaksikan Justin timberlake perform dengan sexy back nya, suami saya hanya berkata “Oke, saya juga bisa diet untuk mendapatkan perut seperti dia.” Sambil menunjuk ke LCD.  Saya yang biasanya menanggapi pernyataan dia dengan tertawa, saat itu malah mengajak dia toss dan mengajak diet bersama-sama.

Dimulai dengan menstop asupan apapun itu kecuali air putih mulai jam 9 malam. Jika dulu ada teman yang bertanya bagaimana cara cepat untuk langsing, saya hanya memberikan saran Oprah kepada mereka. Stop makan di atas jam 7-8. Tapi setelah pola makan kita yang acak-acakan, sepertinya untuk pertama memulai saya lebih suka stop di jam 9 saja supaya tidak terlalu berat untuk kami berdua. Kebiasaan suami saya yang selalu membawa oleh-oleh makanan sepulang kerja, mulai sekarang kami biasakan membukanya di saat sarapan. Seperti roti bumbu ataupun martabak manis. Walaupun rasanya menjadi berubah, tapi tidak ada perasaan bersalah setelah memakannya.

Day 1, saya berhasil menstop makan jam 8 malam. Saya yang biasanya tidur jam1-2 malam karena asyik menulis, mulai merubah jam tidur saya menjadi jam 12 malam. Itu semua untuk mencegah saya merasa lapar di malam hari dan juga karena saya membaca artikel bahwa kebiasaan tidur terlalu malam bisa menyebabkan kanker hati. Suami saya, karena dia setiap hari sampai rumah jam 20.30, baru bisa berhenti makan di jam 9. Untuk pengecualian setiap weekend kita bebas makan apa saja dan sampai jam berapa saja. Setelah melakukan cara ini selama 1 minggu, timbangan saya masih di angka 50, masih belum menunjukkan adanya penurunan.

Waktu sedang gencar-gencarnya OCD, saya sempat menjalankan OCD yang termudah selama 2 minggu. Saya hanya makan mulai jam 12 malam sampai jam 7 malam dan saya baru makan lagi keesokan harinya jam 12 siang lagi, begitu seterusnya. Saya behasil menurunkan berat yang lumayan selama 2 minggu itu. Kalau tidak salah hampir 1,5kg. Tapi, karena efeknya saya sering merasakan mual dan pusing akhirnya saya kembali ke pola makan biasa.

Saat ini saya sudah merencanakan aktivitas diet baru yaitu puasa senin kamis dengan suami saya. Selain mendekati pola diet OCD, kita juga bisa mengais berkah karena menjalankan sunah. Tapi tentu saja niat pertama kita harus murni karena allah baru manfaat lainnya yaitu menurunkan berat. Sambil menyelam minum air lah.

Karena di daerah rumah saya tidak ada area untuk jogging, yang merupakan satu-satunya olahraga yang saya minati, saya putuskan cardio di rumah. Lebih tepatnya trademill tanpa alat. Saya lari di tempat selama 10-15 menit kalau nafas saya belum ngos-ngosan.Sambil menstel MV yang upbeat yang kira-kira menjadi moodbooster saya disaat berkeringat. Kalau benar-benar sedang  malas dengan ritual itu, saya hanya melakukan sit up 50x di tempat tidur. Saat masih single dulu saya bisa melakukan sit-up 100x, tentu saja dalam waktu 2 sesi dalam sehari.

So, kita lihat saja nanti seperti apa perkembangannya. Apakah badan saya yang tadinya so-so bisa menjadi selangsing Christina Aguilera? Ataukah suami saya yang lebih mirip timbaland bisa menjadi selincah JT di stage? Nanti saya coba update perkembangan diet kami. Wish us lucky, guys!